2012-02-21

[Puisi] Persahabatan by: Kahlil Gibran

Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.
Dan dia menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mau kedamaian.

Bila dia berbicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut membisikkan kata "Tidak" di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata "Ya".

Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; karena tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikumpulkan, dengan kegembiraan tiada terkirakan.

Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berduka cita;
Karena yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Karena cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkumpul kegembiraan..
Karena dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan gairah segar kehidupan. 


By: Kahlil Gibran

[Puisi] Melt Down

Melt down

She’s coming again
With no direction
I will sacrifice my life for her
I don’t know why
But I realize the risk
      She coming again
      With a burning heart
      With something bad that I can’t realize
      Hope she can get miracle
      Hope she can realize
      How important I am
The feeling melt down
When you start to hate me
Hate when I doing right
Happy when I do something bad
And you start to hate me
      What feeling I feel now
      Just love who can erase
      Hell is situation between us
      Just pain can we feel
      Not feeling happy and peace
Just love can build this
Let’s we meet again
I will forgive you
And you will forgive me
Let’s not make a war
It feels not confident


[Ceritaku] Love On Runway


Baiklah, mungkin ini sebuah lelucon untukmu tapi tidak untukku yang mengalaminya. Ok! Aku anggap ini sebagai bonus untukku yang sudah susah payah berjuang sampai sekarang. Aku bukan orang yang cantik yang memiiki kaki panjang yang indah, atau perut ramping yang selalu bertemu dengan alat-alat olahraga gym yang sering di mainkan oleh selebriti papan atas d amerika. Rambut ku memang tidak bagus dalam penataannya, hanya ku kucir saja semauku, setidaknya rambutku tidak bau apek untuk orang-orang yang ada di sekitarku. Aku cukup pintar, dan berwawasan luas. Tapi satu kekuranganku. Aku takut pada pria, bukan berarti aku adalah seorang lesbian. Mungkin aku bisa dikatakan kuper pada pria. Aku dulu pernah memiliki seorang sahabat pria yang sangat baik padaku. Tapi mungkin dewa zeus tidak setuju dengan persahabatan kami sampai dia menghianatiku dengan berteman dengan orang yang lebih populer di sekolah kami. Kami dulunya adalah sahabat yang setia kami sering sekali bermain bersama, sedih, gembira, kecewa, marah bersama, sampai kami sering dijuluki sahabat paling setia sedunia. Hingga pada kejadian buruk tersebut sampai sekarang dia menjadi musuh terbesarku. Dia sekarang menjadi kapala majalah ELLE di Paris. Yah, memeng balasan yang setimpal untuk seorang yang menjalaninya dengan kecurangan yang fatal. Hah, lupakan saja tentangnya, itu tidaklah penting.
Kembali ke subjek pembicaraan. Ketakutan pada pria memang tidak wajar yang terjadi pada diriku. Seharusnya di jaman sekarang wanita lebih agresif daripada pria, karena ini bukan lagi di jaman kerajaan yang wanitanya bersikap malu-malu terhadap pria yang dijodohkan dengannya bukan?. Apakah sejarah dan tradisi tidak boleh berubah, atau bahkan subjek yang lain yang merubahnya ke sebuah kekeliruan yang fatal. Ya sudahlah biarkan saja sejarah yang mengenang.

BERSAMBUNG .....